Semut dan Lensa Kontak
0
Comments
Brenda seorang wanita muda yang diundang untuk mendaki gunung. Meskipun pada prinsipnya ia takut setengah mati, ia pergi juga dengan kelompoknya mendaki tebing granit yang curam. Dengan perasaan kuatir, Brenda menaruh gear, mengaitkannya pada tali, dan mulai memanjat tebing itu. Tidak berapa lama ia menemukan pinggir karang dimana ia dapat menarik napasnya.
Ketika ia sedang tergantung disana, tali keselamatannya menyentak mata Brenda dan membuang lensa kontaknya. Tinggallah ia pada pinggir jurang, dengan jarak ratusan kaki kebawah dan ratusan kaki keatas. Ia mencari dan mencari, berharap lensa kontak itu mendarat di pinggir jurang itu, tetapi tak ditemukannya. Jadi disinilah dia, jauh dari rumah dengan penglihatannya yang kabur.
Dia sangat putus asa dan bingung, sehingga ia berdoa kepada Tuhan meminta Tuhan menolong dia menemukan lensa kontaknya. Ketika pada akhirnya ia sampai di puncak, seorang teman memeriksa matanya dan pakaiannya kalau-kalau ada lensa kontaknya disitu, tetapi mereka tak menemukannya. Brenda duduk dengan putus asa, bersama dengan teman-temannya yang lain mereka menunggu sebagian kelompok mencapai puncak.
Brenda memandang jauh melampaui bukit-bukit, memikirkan ayat-ayat Alkitab yang terdapat dalam II Tawarikh 16:9 ...... mata TUHAN menjelajah seluruh bumi ....."
Brenda berpikir, "Tuhan, Engkau dapat memandang seluruh gunung. Engkau mengenal seluruh batu dan daun, dan Engkau tahu dengan persis dimana lensa kontakku. Tolonglah saya!.
Akhirnya, mereka berjalan mengikuti jalur kebawah. Di dasar ada sekelompok pendaki baru memulai pendakian mereka. Salah seorang dari mereka berteriak, "Hei, kalian semua, adakah seseorang kehilangan lensa kontaknya?"
Wah, itu suatu yang cukup mengagetkan, tetapi anda tahu mengapa si pendaki melihat itu? Seekor semut sedang bergerak perlahan mendaki tebing itu, membawanya!
Brenda menceritakan kejadian ini pada ayahnya seorang kartunis. Mendengar cerita ini ayahnya membuat gambar seekor semut memikul beban lensa kontak sambil berguman, “Tuhan, Aku tidak tahu mengapa Engkau menyuruh saya memikul hal ini. Aku tak dapat memakannya, dan tambahan lagi itu sangat berat. Tetapi karena inilah yang Engkau inginkan aku lakukan, aku pikul ini untukMu.”
Beberapa dari kita kadang bertanya pada Tuhan, “Tuhan, aku tidak tak tahu mengapa Engkau menginginkan aku menanggung bebanku saat ini. Aku tidak melihat alasan kebaikan dibalik semua itu, selain itu beban yang kupikul ini ternyata sangat berat. Tetapi, kalau Engkau meminta aku memikulnya, aku akan melakukannya." "Tuhan tidak memanggil orang yang memiliki kualifikasi, Tuhan justru memberikan kualifikasi kepada yang tak memilikinya untuk suatu pekerjaan yang Tuhan inginkan dia lakukan. ”
Post a Comment