Khotbah Jumat Agung, 14 April 2017
0
Comments
Jemaat yang diberkati Tuhan,
Peristiwa kematian TuhanYesus di kayu salib
disebut sebagai bentuk persembahan yang sempurna. Kenapa? Pertama:
Karena di kayu salib inilah Yesus mati mempersembahkan diri-Nya untuk
menebus dosa-dosa umat manusia. Kedua, di kayu salib inilah Tuhan Yesus
merasakan suatu bentuk penderitaan yang amat sangat. Perkataan-Nya : ”Eloi, Eloi Lama Sabakhtani,”
(Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku)? Melu-kiskan tentang
suatu pergumulan batin dan fisik yang berat dari Tuhan Yesus. Kemampuan
kemanusiaan-Nya dalam menang-gung penderitaan telah mencapai titik
tertinggi yang tiada kesejajarannya. Yesus akhirnya menyerahkan
nyawa-Nya dan menghembuskan nafasnya. Kematian Yesus bukan kematian
biasa tapi penuh dengan perjuangan. Kematian Yesus menunjuk bagaimana
upaya-Nya menyelamatkan manusia dari itu tidak mudah tetapi berat, dan
sangat berat karena dilalui dengan berbagai kesengsaraan, kepahitan dan
pengorbanan yang disertai dengan darah-Nya. Ia mampu lakukan semua itu
dengan sempurna, tanpa ada yang terlewati sedikitpun sampai kematian-Nya
di kayu salib. Ibrani 7 : 25-27 menggambarkan Tuhan Yesus sebagai sosok
yang benar-benar sempurna. Dia telah menjadi pengantara yang
menyelamatkan manusia dari segala dosa, Yesus juga telah dilihat sebagai
seorang Imam yang luar biasa bukan hanya mempersiapkan korban
persembahan kepada Allah tapi Yesus sendiri yang menjadi korban
persembahan yang hidup itu.
Jemaat yang diberkati Tuhan,
Luar biasa Tuhan kita Yesus Kristus. Ia
rela menerima apa saja demi kita. Siksaan, fitnahan, sengsara, bahkan
kematian dijalani-Nya tanpa mengeluh dan tanpa menghindar. Yesus
benar-benar sempurna melakukan penebusan dan penyelamatan bagi umat-Nya.
Kita patut bersyukur karena punya Tuhan seperti Tuhan Yesus Kristus.
Tidak ada manusia, nabi ,atau raja di kolong langit tini yang pernah
melakukannya, hanya Tuhan Yesus satu-satunya. Kematian Tuhan Yesus
menunjukkan bahwa janji-Nya telah Ia genapi. Dan dosa manusia sudah
ditebus dengan darah-Nya.
Jemaat Tuhan,
Apa yang harus kita lakukan setelah Yesus
berkorban bagi kita? Ia telah membuktikan bahwa Dia sungguh mengasihi
kita. Ia rela menderita bagi kita. Apakah kita rela menderita bagi Dia?
Kecenderungan sekarang ini banyak orang Kristen mengaku percaya pada
Yesus tapi tidak dapat melakukan kesetiaan, ketaatan, kasih, pengorbanan
yang menjadi ciri khas penderitaan Yesus. Umat lebih memilih hidup
dalam kesenangan daripada penderitaan. Salib Yesus hanya dilihat sebagai
simbol semata, pajangan atau perhiasan. Keinginan untuk menderita bagi
Yesus tidak dilakukan, umat lebih menyukai hidup dalam pestapora. Ironis
memang. Yesus sampai mati di kayu salib karena menebus dosa manusia.
Tapi kita manusia tidak pernah menyadarinya apalagi menghargainya.
Di hari Jumat Agung kita perlu
mengintrospeksi diri sekaligus mengevaluasi diri tentang ketaatan,
kesetiaan, keikut-sertaan dalam memikul salib. Orang percaya akan
sempurna hanya jika ia telah berhasil memaknai dan mengartikan kematian
Yesus dalam hidupnya setiap saat. Salib bukan tradisi tapi salib lambang
perjuangan orang Kristen untuk menjadi pengikut Yesus. Kalau Ia telah
mempersembahkan yang sempurna kepada Allah demi penebusan kita, maka
mari kita persembahkan hidup kita sebagai persembahan yang sempurna bagi
Dia. Kita pakai hidup kerja dan karya serta apapun yang ada pada kita
untuk hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Amin.
Tags :
Renungan
Post a Comment