KHOTBAH UNTUK 27 FEBRUARI – 5 MARET 2022
Tema : “Soliditas Dalam Pelayanan”
1 Korintus 1:10-17
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,
Kita bersukur kepada Tuhan Allah dalam Yesus Kristus yang selalu menuntun dan memberkati kita semua, sehingga kita boleh bekumpul dalam satu persekutuan ibadah minggu. Kita bersyukur pula kepada Tuhan karena kita semua sudah berada di minggu terakhir bulan Februari ini. Sudah hampir dua bulan periode ini berjalan dalam kasih sayang Tuhan. Minggu ini kita di tuntun dengan tema Soliditas Dalam Pelayanan dengan keutuhan dan kebersamaan serta persaudaraan yang rukun sebagai satu jemaat.
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,
Surat 1 Korintus adalah merupakan tulisan Paulus yang memberikan jawaban atas berbagai persoalan dan juga terdapat beberapa pokok-pokok ajaran penting dalam kehidupan beriman jemaat. Korintus selain terkenal dengan kota pelabuhan dan perniagaan, kota ini pun memiliki keistimewaan dalam kemajemukan budaya. Perpaduan kebudayaan dari berbagai tempat di Korintus telah mengkondisikan kota ini menjadi tempat yang “nyaman” bagi sebagian besar orang yang hidup dalam Hedonisme dengan mencari kesenangan, kenikmatan, kemewahan bahkan pemuasan hawa nafsu.
Khusus bacaan ini, Paulus sedang menyikapi perselisihan yang terjadi di Korintus sebagaimana informasi dari keluarga Kloë . Keluarga Kloe' menceritakan kepada Paulus tentang perpecahan jemaat Korintus. Mereka memiliki kerinduan supaya konflik (perselisihan) di dalam jemaat, segera disikapi oleh Paulus. Informasi ini sangat penting, agar ia secara terang-terangan, menegur dan menyampaikan nasihat kepada jemaat bagaimana mereka harus hidup sebagai orang percaya. Kewibawaan nasihat Rasuli ini, dikaitkan dengan nama Tuhan Yesus Kristus yang memberikan mandat kerasulan padanya. Ia berharap, di tengah kepelbagaian dan perbedaan jemaat Korintus, mereka dapat hidup seia sekata. Artinya, upaya penataan itu orientasinya pada dasarnya menciptakan sebuah kondisi/keadaan yang lebih baik, normal dan sesuai fungsi.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan
Paulus melihat keadaan di jemaat Korintus yang hidup terkotak-kotak dengan menonjolkan karunia dan tokoh yang mereka idolahkan. Ada yang sangat mengidolakan Paulus, ada dari golongan Apolos. Apolos datang dari Efesus. Ia adalah seorang Yahudi Aleksandria yang terpelajar dan sangat fasih berbicara bahkan sangat mahir menggali soal Kitab Suci. Ia memiliki kemampuan berpidato/berkhotbah sehingga tak mengherankan ia memiliki banyak pengikut yang menyukai filsafat. Ada dari golongan Kefas. Kelompok ini sebagian besar adalah orang Yahudi yang taat akan hukum Taurat, yang begitu menghormati Petrus sebagai rasul yang ditokohkan dan meragukan mandat Paulus. Dan ada dari golongan Kristus, yang termasuk golongan ini adalah guru-guru palsu yang memusuhi rasul Paulus dan mengaku bahwa mereka memiliki kerohanian dan hikmat yang lebih unggul serta menganggap rendah semua hubungan dengan golongan-golongan yang lain. Paulus menyalahkan sikap yang menggolongkan diri terhadap kelompok tertentu, kendati kehadiran para tokoh pemberita injil ini, tidak serta merta membuat Kristus terbagi-bagi atau “kesatuan tubuh Kristus” menjadi terkotak-kotak. Sehebat-hebatnya nama besar Paulus, Apolos, Kefas di mata jemaat Korintus, hal itu tidak berarti bahwa ada ruang untuk penonjolan diri. Inilah fakta bahwa di tengah kehebatan jemaat Korintus, ada sebuah ancaman yang membahayakan tubuh Kristus, yaitu perpecahan.
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,
Paulus saat membaptis Krispus, Gayus dan juga keluarga Stefanus. Sejatinya, Paulus menyadari kehadirannya sebagai rasul Kristus bukan untuk membaptis (atau mengabaikan pelayanan baptisan), melainkan untuk memberitakan injil. Dengan demikian, secara tersirat ia juga hendak menegaskan bahwa baptisan bukanlah syarat keselamatan. Hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus, Injil yang sejati manusia diselamatkan (Bnd Yoh 3:16). Paulus meluruskan supaya jemaat Korintus memamahami bahwa apa yang dikatakannya,“Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja Allah….” (I Kor 3:6-9) Pemberitaan injil yang dilakukannya, bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus tidak menjadi sia-sia, melainkan semakin dimuliakan oleh segala bangsa. Karena itu Paulus memberitakan Yesus Kristus kepada mereka bukan untuk memuaskan keinginan telinga mereka, melainkan demi keselamatan di dalam Kristus.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan
Seiring dengan perubahan zaman, ketika kehidupan manusia semakin maju, maka nilai-nilai kebersamaan akan semakin menurun. Orang dapat saja membangun kebersamaan, tapi selalu didasarkan pada kepentingan tertentu. Arus globalisasi yang begitu kuat di tengah revolusi industri yang berkembang pesat, suka atau tidak, akan selalu mengkondisikan setiap orang menjadi semakin individualistik dalam mengerjakan sesuatu. Konsekuensinya sikap ambisius dan egoisme (kepentingan diri sendiri), menjadi “gaya hidup” yang lazim di tengah kemajuan zaman. Realitas ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tapi kini lambat-laun akan menjadi ”pemandangan” di pelosok desa. Begitu penting bagi kita menjaga, merawat soliditas atau keutuhan persekutuan umat sebagai sebuah kekuatan dalam kerja pelayanan gereja Tuhan dan menghindari perpecahan. Kualifikasi yang mumpuni dan kharisma yang hebat dari suatu ketokohan sangat penting untuk mengedukasi dan memberi teladan tetapi haruslah diwaspadai untuk tidak terjebak pada munculnya sektarian atau kelompok tertentu yang hanya akan merusak dan menghancurkan persekutuan. Bekerja di dalam pelayanan gereja Tuhan, kita tidak bekerja seorang diri (one man show). Bukan juga terpusat pada ketokohan tertentu (pendeta sentris) melainkan akan selalu ada generasi ke generasi yang lain yang nantinya melanjutkan kerja pelayanan ini. Di generasi ini, kita diingatkan untuk mengerjakan tanggung jawab sebaik mungkin, memberi teladan dalam kedewasaan iman, berkontribusi dan berintegritas sambil terus menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah bagi dunia. Amin.
Sumber bacaan:
1. Alkitab Edisi Studi.
2. MTPJ RHK Edisi Februari-Maret 2022 di sadur dalam bahasa Khotbah.
3. Tafsiran Kitab I dan II Korintus.
Caatan:
-Mohon maaf ada perubahan Tema di MTPJ dari Solidaritas Dalam Pelayanan menjadi Soliditas dalam Pelayanan:
Selamat Melayani:
Salam dari saya Pdt DR Djoli Sondakh.M.PdK.
Post a Comment