KHOTBAH UNTUK MINGGU 20 – 26 FEBRUARI 2022

 


Tema: “Keteladanan Dan Kompetensi Pelayan Tuhan”

TITUS 1:1-16

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan.

Dalam pelayanan di Gereja Masehi Injili di Minahasa telah dilakukan oleh para pendahulu kita baik di aras Sinode,  Wilayah maupun  Jemaat. Masing-masing telah memberi diri dalam pelayan di gereja kita.   Keteladanan dan Kompetensi Pelayan Tuhan  telah mereka wariskan dari satu gereja ke generasi berikutnya.  Pola pelayanan Yesus Kepala Gereja menjadi pedoman dalam menjalankan  panggilan pelayan Tuhan.

Di era keterbukaan sekarang ini mengharuskan setiap orang dalam pekerjaan/ profesi termasuk pelayan Tuhan harus  menunjukkan kematangan dalam segala hal (emosi, intelektual, spiritual) dan cakap melaksanakan pekerjaan atau profesinya, sehingga dengan demikian boleh menunjukkan keteladanan dan kompetensi di bidangnya. Keteladanan dan kompetensi adalah faktor yang penting dalam membangun pelayanan Gereja.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan.

Bacaan kita minggu ini terdapat dalam Titus 1:1-16 yang  menceritakan  tentang  Paulus yang  menulis suratnya   ditujuhkan kepada Titus yang adalah seorang Yunani dan  sudah  menjadi percaya dan mengikuti ajakan dari Paulus. Surat ini  Titus ini bersifat surat penggembalaan kepada jemaat di Pulau Kreta yang orang Kreta memupunyai  sifat,  “ … dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas” (ay. 12).  Dalam surat ini Paulus menyapa Titus sebagai “anakku yang sah menurut iman”. Paulus memposisikan dirinya sebagai “orangtua dalam iman”. Titus  menjadi seorang pelayan muda yang memiliki kemampuan melayani dengan baik. Titus pasal 1:1-16 menguraikan tentang apa yang akan dikerjakan oleh Titus di pulau Kreta. Pertama: memelihara iman  sebagaimana Paulus memiliki panggilan untuk memelihara iman orang orang pilihan maka panggilan yang sama juga melekat kepada Titus. Orang orang pilihan menunjuk kepada mereka yang dipanggil untuk menjadi hamba atau pelayan Tuhan. Mereka harus dilengkapi dengan pengajaran yang benar agar memiliki pengetahuan yang didasarkan pada pengharapan hidup kekal di dalam Yesus. Dengan memiliki pengetahuan yang benar maka panggilan memberitakan Injil dapat dijalankan. Mengapa hal ini ditekankan oleh Paulus karena jemaat yang akan dilayani oleh Titus telah dipengaruhi oleh para pengajar sesat. Paulus sangat memberi perhatian yang serius tentang hal ini karena itu ia terus menyiapkan kader muda seperti Titus untuk menjadi pelayan Tuhan yang dapat diandalkan. Kedua: mengatur apa yang perlu diatur dan menetapkan para penatua dengan kriterianya. Mengatur apa yang perlu diatur menunjuk pada apa yang akan dirampungkan oleh Titus yang berkaitan dengan penetapan penatua. Penatua  yang berarti tua tua atau mereka yang dituakan dan juga sebagai penilik/pengawas jemaat  adalah pelayan atau hamba yang dipanggil Tuhan untuk mengajarkan ajaran yang benar, memberitakan Injil dan menggembalakan Jemaat. Karena itu mereka harus dipersiapkan, dilatih supaya memiliki kemampuan melayani atau kompetensi. Sebagai pelayan Tuhan mereka juga harus memiliki keteladanan dalam hidupnya. Berusaha hidup kudus supaya tak bercacat, memiliki keluarga yang harmonis, dan mampu membangun relasi yang saling membangun dengan lingkungan sekitar karena memiliki karakter yang baik. (ay. 6-9). Selain itu pula Titus diberi tanggung jawab untuk menertibkan para pengajar sesat. Akibat ulah mereka, banyak jemaat yang hidup tidak tertib dan tersesat. Mereka harus ditutup mulutnya dan ditegur dengan keras  agar jemaat hidup sehat dalam iman. Tanggung jawab ini tentu tidak gampang bagi seorang Titus yang masih muda, tetapi Paulus yakin ia memiliki kemampuan dan kecakapan menjawab panggilan itu. Oleh anugerah dan rahmat-Nya setiap pelayan Tuhan diberi kemampuan melayani untuk hormat dan kemuliaan-Nya.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,

Semua orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus adalah pelayan Tuhan. Namun ada orang yang secara khusus diberikan tanggung jawab pelayanan untuk menjadi kawan sekerja atau mitra Allah. Menjadi pelayan Tuhan tentu harus didasarkan pada kehendak Tuhan dalam Alkitab. Pola pelayanan Yesus Kepala Gereja menjadi pedoman tugas  panggilan pelayan Tuhan. Keteladanan dan kompetensi adalah faktor yang penting dalam membangun pelayanan Gereja. Keteladanan berasal dari kata teladan yang artinya contoh, model atau pola. Seorang pelayan Tuhan harus menjadi teladan bukan saja ketika melaksanakan tugas pelayanan, tetapi juga dalam semua aspek hidupnya (pribadi, keluarga, sosial). Demikian juga ia harus memiliki kompetensi  berarti kemampuan, kecakapan atau kesanggupan dalam melaksanakan tanggung-jawab pelayanan. Menjadi pelayan bukan saja sebagai pelayan Khusus  tetap semua anggota sidi jemaat adalah pelayan Tuhan yang sudah menerima anugerah keselamatan.

Selaku gereja yang menerima amanat untuk memperlengkapi pelayan-pelayannya melalui pengembangan wawasan dan ketrampilan secara bertahap sehingga pada akhirnya mereka boleh menunjukkan kemampuan atau kompetensi. Allah berkenan memakai siapa saja dan dari latar belakang apapun untuk menjadi hamba, pelayan atau kawan sekerja-Nya yang sungguh mau memberi diri, diperlengkapi,dan melayani dalam ketaatan dan kesetiaan dari waktu ke waktu demi kemuliaan-Nya.Amin.

Sumber Bacaan:

1.  Alkitab Edisi Studi.

2.  MTPJ dan RHK disadur dalam bahasa khotbah.

3.  Tafsiran Kitab Titus.

Selamat Melayani:

Salam dari Saya: Pdt DR Joli Sondakh, M.Pd.K.




Post a Comment

Post a Comment